Kegiatan Pelni dan BRR, HIMNI Selalu Ambil Muka

pelabuhanPengurus DPP HIMNI selalu ambil muka, katakanlah BRR membiayai seminar pada tanggal 6 desember 2008 di Gedung Menza Jakarta tapi sedikitpun tak diberitahukan bahwa dana seminar itu dari BRR perwakilan Nias dan Nias selatan.

Demikian juga kapal Pelni Km Lawit yang ke Gunungsitoli, Ikhtiar Ndruru dan Edison Ziliwu pasang mukanya lagi seakan-akan perjuangannya padahal kapal Pelni baru boleh ke Gunungsitoli setelah pelabuhan selesai dan diberikan izin untuk bersandar, makanya Pelni menjadwalkan lagi kapal ke Nias jadi sama sekali tak ada pengaruh usaha Ikhtiar Ndruru dan Edison Ziliwu. Sangat memalukan ! tolong bikin kegiatan yang benar-benar usaha anda dan bermanfaat bagi masyarakat Nias.

KAPAL PELNI KEMBALI SINGGAHI NIAS

Gunung Sitoli, Memenuhi permintaan masyakat Nias, PT Pelni memutuskan untuk kembali menyinggahi pulau yang berada di pesisir barat Sumatera Utara itu dengan salah satu armadanya, KM Lawit.

Ini merupakan pelayaran perdana kapal berusia 23 tahun itu pasca tsunami pada 2004 silam. Sebelum terjadinya bencana alam yang menelan hingga ribuan korban jiwa itu, KM Lawit memiliki jadwal rutin menyinggahi Nias dua kali dalam sebulan.

“Selama ini terputusnya pelayaran ke Nias bukan keinginan Pelni. Tapi lebih disebabkan karena adanya bencana tsunami sehingga diperlukan rehabilitasi dermaga oleh BRR,” ujar Nakhoda KM Lawit Slamet Sedyoutomo, pada acara penyambutan kedatangan kapal tersebut di Pelabuhan Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Minggu (18/1).

KM Lawit bertolak dari Pelabuhan Tanjung Priok pada Kamis (15/1) dan tiba di Nias tiga hari kemudian. Sebelum menyinggahi Nias, kapal yang mengangkut ratusan penumpang itu terlebih dahulu menyambangi Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, untuk menurunkan dan menaikkan penumpang tujuan Nias dan Sibolga. Sebelum diperbaruinya Pelabuhan Gunung Sitoli, dari Jakarta KM Lawit langsung berlayar menuju Padang dan langsung ke Sibolga.

KM Lawit sukses bersandar di Pelabuhan Gunung Sitoli,Minggu (18/1) pukul 06.00 WIB. Sekitar pukul 08.00 WIB, kapal tersebut beranjak dari pelabuhan yang selesai dibangun kembali pada Desember 2008 itu menuju Sibolga dan tiba di sana sekitar pukul 15.00 WIB.

Pada pelayaran itu, KM Lawit mengangkut sedikitnya 400 penumpang tujuan Sibolga, Teluk Bayur (Padang) dan Tanjung Priok (Jakarta). Menurut rencana, setelah menyelesaikan pelayaran perdana ke Nias ini, KM Lawit akan melaksanakan docking rutin tahunan di Cirebon selama dua minggu.

“Kami sangat senang ada kapal Pelni yang singgah lagi di pulau kami, biaya perjalanan kami ke Sibolga, Padang maupun Jakarta bisa berkurang,” ujar salah seorang penumpang.

Menurut Kepala Dinas Perhubungan Pemkab Nias Talizokho Halawa, masuknya kembali KM Lawit memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat Nias. Dengan tarif yang relatif jauh lebih murah dari moda udara dan kapal-kapal kecil, KM Lawit, kata dia, turut membantu pemeritah daerah setempat dalam meningkatkan laju petumbuhan ekonomi masyarakat.

“Membuka kembali pelayaran ke Nias, berarti membuka kembali keterisoliran masyarakat, dan secara otomatis pula memicu pertumbuhan perekonomian kami,” ujar Talizhoko. Dia berharap, Pelni bisa menjadwalkan kedatangan KM Lawit ke Nias secara rutin seperti sebelum bencana tsunami, yaitu sekali dalam dua minggu.

Seminar yang dibiayai seluruhnya oleh BRR Perwakilan Nias

Seminar Nasional Kesinambungan Percepatan Rekonstruksi Nias Pasca BRR tanggal 6 Desember 2008 itu seolah memunculkan cemas dan bimbang bagi sebagian pihak. Ditaja oleh DPP Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI), ruangan Grand Menza Jakarta dipenuhi tokoh masyarakat dari berbagai kalangan. Antaranya, Kepala Bappenas, Paskah Suzetta, Letjen TNI (purn) DR. TB Silalahi, Hekenus Manao M.Acc.PhD (Irjen Depkeu), Binahati Baeha, SH (Bupati Nias), Herman Laia, SH (mewakili Bupati Nias Selatan).

edison-ikhtiarKetua Umum : Ir. Ichtiar Ndruru dan Sekretaris Umum : Drs. Edison Ziliwu, M.Si, M.M, inilah wajah mereka yang selalu ambil muka karena tidak mampu buat kegiatan yang dari usaha mereka sendiri.

3 Tanggapan

  1. Wah kasihan sekali pak Ikhtiar dan Edison ternyata orang tidak benar kalian. Lebih baik belajar sama om saya Ama Yorint supaya ada kegiatan HIMNI yang benar.

    Jangan malu-malu bertanya kalau memang tidak mampu. Ditunggu kegiatan kalian ya.

  2. Kalau dilihat back ground Ikhtiar sama Edison tak ada pengalaman berorganisasi sama sekali, mereka ini orang yang baru menggeluti organisasi, jadi kita tidak heran kalau mereka tidak bisa berbuat apa-apa. mereka hanya cari muka saja, emang nuka mereka kayak muka homo temannya si Ryan, si homo penjagal manusia.

  3. Apapun yang mereka perbuat, itulah kemampuan mereka, tak perlu kita merendahkan sesama seperti itu, bagi saya lebih berharga yang bernafas bau dari pada tidak bernafas, okey

Tinggalkan Balasan ke Edi Hulu Batalkan balasan